Senin, 20 Desember 2010

Ketika Shalat Berjamaah Menjadi Solusi

Mahasiswa muslim merupakan calon cendikiawan muslim di masa yang akan datang. Peranannya dalam kemajuan islam sangat dibutuhkan. Namun, apakah predikat calon cendikiawan muslim itu selaras dengan perilakunya ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu kita perhatikan fakta yang ada pada saat ini.Fakta yang berkembang pada saat ini di perguruan tinggi islam seperti UIN, STAIN, PTAIS ternyata memiliki banyak kejanggalan pada mahasiswanya. Yakni adanya peran sebagai mahasiswa muslim yang kontradiktif dengan aplikasinya. Perilaku mahasiswa yang tidak islami justru menjadi predikat baru dari masyarakat. Bahkan tidak sedikit yang meragukan dan mencemoohnya.
Keadaan demikian tentu saja mesti dihilangkan bila tak ingin islam manjadi bulan-bulanan yahudi. Upaya untuk meminimalisir hal itu dibutuhkan kesadaran dari berbagai pihak. Kesadaran dalam meningkatkan perilaku mahasiswa menjadi lebih baik. Berbicara tentang kebaikan, tentu saja tidak terlepas dari peran agama. Tidak dipungkiri bahwa agama selalu menjadi solusi terbaik bagi masalah apapun.
Penerapan spiritual terhadap diri seseorang selalu manjadi  solusi alternatif ketika pendekatan logika dan emosional tak berpengaruh. Salah satu ritual yang memiliki keutamaan besar adalah shalat berjamaah. Shalat berjamaah memiliki keutamaan dua puluh derajat dari shalat sendiri. Kemudian adanya ketaatan terhadap imam yang memimpin shalat, jalinan ukhuwah dan yang terpenting adanya kekuatan jamaah yang bersama-sama bersujud kepada Allah S.w.t.
Dengan beberapa keutamaan shalat berjamaah tersebut, aplikasi yang dihasilkan akan menemukan perubahan dalam diri. Karena dengan diangkatnya derajat seseorang oleh Allah, maka telah terjadinya pembentukan dan peningkatan keimanan dan akhlak seseorang. Begitu pula dengan mahasiswa yang memiliki perilaku buruk. Mereka akan mengalami perubahan ketika shalat berjamaah telah dianggap sebagai sesuatu yang urgen dan dibutuhkan.
Sebuah solusi yang efektif bila suatu perguruan tinggi islam menerapkan kedisiplinan untuk selalu shalat berjamaah kepada mahasiswanya. Karena diakui atau tidak, bahwa masih banyak mahasiswa yang melalaikan hal ini. Bahkan melalaikan waku shalat. keberanian kampus menerapkan kedisiplinan shalat berjamaah memang jarang kita temukan. Anggapan mahasiswa telah dewasa dan tidak perlu banyak aturan baku memang tidak disalahkan. Namun sangat dibenarkan ketika kampus bersikap tegas dalam hal tersebut.
Mahasiswa muslim yang mejadi harapan ditengah kebobrokan dan kesulitan bangsa, harus dijadikan perhatian khusus bagi mahasiswa itu sendiri. Peran mahasiswa sebagai agen perubahan mesti dibarengi dengan perubahan pada diri pula. Dan dalam hal ini moral yang menjadi prioritas pembenahan. Karena hanya dengan moral lah perubahan mampu direalisasikan. Maka spiritual menjadi solusi pembenahan moral. itu Dan ibadah shalat berjamaah menjadi salah satu ibadah yang hadir sebagai solusinya. Wallahu A’lam Bishowwab